Sabtu, 09 Juni 2012

Gangguan Psikologis


GANGGUAN PSIKOLOGIS
oleh Syadza Alifa, 1106001883

Gangguan psikologis merupakan gangguan yang  sering tidak disadari oleh penderitanya. Adakalanya seseorang merasa enggan untuk mengakui bahwa dirinya memiliki gangguan psikologis yang dimana penanganannya memerlukan bantuan seorang psikolog atau psikiater. Ada banyak orang yang telah mengalami penderitaan fisik yang diakibatkan oleh gangguan psikologi yang dialaminya.
Orang-orang yang mengalami gangguan psikologis sering menunjukkan perilaku abnormal. Perilaku abnormal (abnormal behavior) bagi para ahli seringkali disebut dengan gangguan perilaku (behavior disorder), atau ada juga yang menyebutnya lagi dengan mental ilness(Morgan dkk, 1984). Untuk mendefinisikan abnormalitas tersebut, Atkinson dkk. (1992) mencoba membandingkannya antara perilaku abnormal dengan perilaku normal. Oleh karena itu cara mendefinisikannya dapat dilakukan dengan beberapa cara. Beberapa cara untuk mendefinisikan perilaku abnormal antara lain adalah :
Penyimpangan Dari Norma Statistik                                                                                   
Kata abnormal dapat berarti ’di luar normal”. Definisi Abnormalitas didasarkan kepada     penyimpangan kurve normal dalam statistik. Penedinisian ini barangkali menjadi lemah, karena bagi orang yang cerdas atau sangat gembira akan dapat digolongkan sebagai abnormal.
Penyimpangan Dari Norma Sosial
Setiap masyarakat memiliki patokan tertentu : Untuk perilaku yang dapat diterima ataupun perilaku yang menyimpang (abnormal). Perilaku yang dianggap normal oleh suatu masyarakat bisa jadi dianggap abnormal oleh masyarakat lain. . Misalnya, perilaku poliandri. 
Perilaku Maladaptif
Perilaku abnormal berdasarkan hal-hal yang menyimpang, baik secara statistik maupun norma sosial. Kriteria terpenting adalah bagaimana perilaku tersebut berpengaruh pada peribadi seseorang/ atau kelompok. Oleh karena itu, perilaku abnormal kemudian disebut perilaku maladaptif (tidak dapat menyesuaikan diri dngan keadaan), yang memilki dampak yang merugikan dan membahayakan orang lain atau masyarakat. 
Kesusahan Pribadi 
Kriteria keempat untuk menilai abnormalitas adalah dari sudut pandang subjektif seseorang dan bukannya perilaku orang tersebut. Umumnya orang yang didiagnosis menderita ”sakit jiwa” mengalami penderitaan batin yang akut ; selalu khwatir, batinnya menderita, gelisah, tidak dapat tidur, nafsu makan hilang, mengalami berbagai macam rasa sakit dan nyeri. Terkadang penderitaan batin merupakan gejala abnormalitas, dimana perilaku penderita tampak normal-normal saja bagi orang awam. 


Neurosis dan Psikosis
Neurosis atau gangguan jiwa adalah gejala yang umum yang dialami oleh manusia pada taraf tertentu, ditandai dengan stress, kecemasan, kesedihan, atau gangguan maladaptif lain yang pada tingkat tertentu perlu di rumahsakitkan. Psikosis meliputi gangguan yang lebih serius. Perilaku dan proses berpikir individu sudah mengalami gangguan sedmikian rupa, sehingga sudah tidak ada lagi kontak dengan realitas. Individu juga tidak dapat berfungsi di masyarakat. Oleh karena itu, penderita tersebut perlu di rumahsakitkan.
Setelah mendefinisikan perilaku abnormal, perilaku abnormal pun dapat digolongkan menjadi empat berdasarkan sifatnya :
(1) yang bersifat akut dan sementara, yang disebabkan oleh peristiwa yang penuh dengan stress
(2) yang bersifat kronis dan selama-lamanya ;
(3) yang disebabkan oleh penyakit atau kerusakan pada sistem syaraf ;
(4) yang merupakan akibat dari lingkungan sosial yang tidak menguntungkan dan / atau  pengalaman.
Untuk lebih memahami gangguan psikologis, terdapat tiga pendekatan yang digunakan untuk membahas gangguan psikologis, yaitu : pendekatan biologis, pendekatan psikologis dan sosial budaya serta pendekatan interaksionisme.
·         Pendekatan Biologis
Pendekatan Biologis percaya bahwa tingkah laku abnormal disebabkan ketidakberfungsian secara fisik. Model medis (medical model) sering disebut juga dengan model penyakit, model ini merupakan pelopor dari pendekatan biologis, model medis menyatakan bahwa abnormalitas adalah suatu penyakit yang ditimbulkan oleh berbagai penyebab dari dalam tubuh. Dari pandangan ini abnormalitas disebut sebagai penyakit mental, dan individu yang mengalaminya disebut sebagai pasien dirumah sakit dan ditangani oleh dokter.
·         Pendekatan Psikologis dan Sosial Budaya
Walaupun pendekatan biologis memberikan perspektif yang penting dalam memahami tingkah laku abnormal, banyak psikolog yang percaya bahwa pendekatan biologis kurang memperhatikan pentingnya faktor-faktor psikologis dan sosial budaya dalam tingkah laku abnormal.ketidakstabilan emosional, pembelajaran yang salah pemikiran yang kacau, hubungan dengan orang lain yang tidak berarti lebih menjadi perhatian pendekatan psikologis dan sosial-budaya.
·         Pendekatan Interaksionisme
Normalitas atau abnormalitas tingkah laku tidak dapat ditentukan tanpa mempertimbangkan kompleksitas individu dan banyaknya hal yang mempengaruhi tingkah laku. Tingkah laku abnormal dipengaruhi oleh faktor biologis, psikologis dan faktor sosial budaya. Ketiga faktor ini saling berinteraksi dalam memunculkan tingkah laku abnormal.           
Dalam psikologi, terdapat cabang ilmu yang khusus untuk mempelajari gangguan psikologis atau perilaku abnormal yaitu psikologi abnormal. Psikologi abnormal adalah salah satu cabang psikologi yang berupaya untuk memahami pola perilaku abnormal dan cara menolong orang-orang yang mengalaminya.  Psikologi abnormal mencakup sudut pandang yang lebih luas tentang perilaku abnormal dibandingkan studi terhadap gangguan mental (atau psikologis). 
Untuk memahami perilaku abnormal, psikolog menggunakan acuan DSM (Diagnostic and statistical manual of mental disorder).  DSM adalah sistem klasifikasi gangguan-gangguan mental yang paling luas diterima.  DSM menggunakan kriteria diagnostic spesifik untuk mengelompokkan pola-pola perilaku abnormal yang mempunyai ciri-ciri klinis yang sama dan suatu sistem evaluasi yang multiaksiel. Sistem DSM terdiri dari dari 5 klasifikasi yang juga mempunyai kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan utama. Penilaian perilaku abnormal dapat ditelaah menggunakan berbagai cara (metode) salah satunya metode-metode assessment yang harus reliabel dan valid yang dapat diukur melalui beberapa cara yang tetap memperhitungkan faktor-faktor budaya dan etnik yang juga penting untuk dilakukan. Metode-metode tetap assessment meliputi wawancara klinis, tes psikologi, assessment neuropsikologis, behavioral assessment dan assessment kognitif. Selain itu para peneliti dan klinisi penting unuk mempelajari fungsi fisiologis yang akan mengungkap bagaimana bekerjanya otak dan struktur dari otak.
Daftar Pustaka :
http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi_Abnormal tanggal 13 Mei 2012 pukul 22.39
http://lczzz.blogspot.com/2009/10/abnormal.html tanggal 13 Mei 2012 pukul 22.41




Tidak ada komentar:

Posting Komentar