Jumat, 04 Mei 2012

Pengalaman Military Camp UISDP 2012

                                    PENGALAMAN MENGIKUTI MILITARY CAMP
oleh Syadza Alifa, 1106001883
Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP UI 2011

            Pada saat akhir acara pertemuan UISDP di Perpustakaan Pusat lantai 5, panitia memberi tahu akan mengadakan Military Camp di Bogor yang wajib diikuti seluruh peserta UISDP. Mendengar nama “Military Camp”, seketika yang terbayang langsung latihan fisik yang berat, outbond, perang-perangan dan jelajah alam. Panitia juga memberi menu latihan fisik setiap hari agar tubuh lebih kuat, tidak cepat lemas dan adaptif terhadap kondisi dan kegiatan fisik disana. Sempat bergumam dalam hati, “Duh, kuat nggak yah?jangan-jangan nanti karugrag[1],tugas juga banyak yang belum dikerjain.Saat itu, memang ada beberapa tugas yang harus dikerjakan baik tugas kuliah dan tugas organisasi dengan deadline waktu yang bertepatan dengan Military Camp.
            Kemudian setelah melewati proses berpikir, akhirnya bismillah saya menguatkan tekad untuk ikut Military Camp. Pada saat hari-H keberangkatan, saya baru membereskan barang-barang setelah kuliah pagi. Otomatis pada saat itu, saya sibuk membereskan barang-barang secepat mungkin karena pukul 13.40 sudah harus berkumpul di belakang Balairung. Setelah semua perlengkapan beres, saya segera meluncur ke balairung dengan menaiki ojek karena waktu yang sangat sempit. Alhamdulillah tiba di tempat pas pukul 13.40, saya sedikit bernapas lega karena tidak telat datang.
            Setelah semuanya berkumpul, kemudian diadakan briefing keberangkatan. Pukul 14 lebih sedikit kami berangkat dengan menggunakan 2 buah bis kuning. Perjalanan relatif lancar. Kami berhenti sejenak di sebuah mesjid untuk menunaikan sholat Ashar dan kembali meneruskan perjalanan sekitar pukul 16 lebih. Sekitar pukul 17 kami tiba di daerah Cikoneng dan harus mendaki dataran tinggi dengan jalan berbatu di depan kami. Hingga akhirnya tiba di barak pukul 17 lewat dan langsung mempersiapkan upacara. Kegiatan pertama kami di Military Camp yaitu mendengarkan materi dari Pak Arief Munandar[2] tentang nasionalisme yang sangat menggugah perasaan dan pemikiran kami. Mendengarkan materi tersebut membuat kami sadar bahwa banyak sekali hal yang tidak kami ketahui tentang bangsa ini. Namun, itu menjadi motivasi bagi kami untuk terus mencari pengetahuan sebanyak-banyaknya dan tentunya berkontribusi bagi bangsa.          
            Setelah mendengar materi dari Pak Arief, kemudian diadakan discussion group yang membahas 4 materi diantaranya tentang ekonomi, pendidikan, sosial budaya yang dikaitkan dengan nasionalisme dan kontribusi yang akan diberikan dalam bidang tersebut. Karena saya berada di kelompok yang membahas ekonomi, maka usulan kontribusi yang kami kemukakan adalah pendekatan personal kepada para pelaku ekonomi mikro dan memberikan wawasan pengetahuan kepada mereka agar usaha mereka semakin maju. Selesai discussion group, kami diberi waktu untuk istirahat beberapa jam di barak. Waktu istirahat tersebut tidak bisa dimanfaatkan maksimal karena ada tugas hukuman dari Pak Arief yang harus dikerjakan sebelum tidur. Setelah selesai, kami semua tertidur dengan menahan dingin yang menusuk tulang.
            Sekitar pukul 02.00, kami dibangunkan oleh panitia untuk menjalani penempaan fisik yang dipimpin oleh Bang Chandra dan Bang Fadlan dari TNI AD. Setelah menjalani penempaan fisik, kami dipersilakan untuk menunaikan sholat tahajud hingga waktu shubuh menjelang. Setelah melaksanakan sholat shubuh, kami menjalani penempaan fisik lagi hingga pukul 07.00. Pukul 07.00 lebih, kami diberikan waktu untuk sarapan sekitar 5 menit. Setelah sarapan, kami bersiap-siap melakukan outbond. Tim yang akan berangkat outbond terlebih dahulu harus memenangkan kuis tentang nasionalisme. Sayangnya, kelompok saya menjadi juara ke-3 sehingga berangkat di urutan ketiga.
            Perjalanan selama outbond sangat menakjubkan. Kami melihat pemandangan alam yang sungguh asri, udara yang sejuk dan berinteraksi dengan warga sekitar. Alhamdulillah di setiap pos yang kami lewati, kami berhasil mendapat nilai yang baik sehingga berhak mendapat poin yang akan digunakan untuk membeli senjata perang gerilya. Kami pun membeli semua peralatan dengan lengkap dan mengatur posisi markas di tempat yang strategis.
            Kemudian perang gerilya dimulai. Kelompok saya lebih banyak melakukan strategi defense (pertahanan) daripada offense. Letak markas kami yang berada di dataran tinggi juga sedikit menghambat kelompok lain untuk menyerang. Kelompok saya sempat ditegur panitia karena sebagian besar berdiam di dekat markas dan tidak melakukan penyerangan seperti yang lainnya. Waktu berlalu, peperangan pun usai namun kelompok saya tidak berhasil menjadi juara. Namun, kami tetap bersyukur karena kami telah berhasil melakukan usaha terbaik kami.
            Usai perang gerilya, kami diberikan waktu untuk istirahat sampai waktu sholat Maghrib. Badan kami terasa sangat lelah, namun tetap bersemangat mengikuti rangkaian acara selanjutnya. Setelah sholat dan makan,  kami menonton sebuah film perjuangan yang berjudul Darah Garuda. Kami pun menonton film tersebut selama kurang lebih 2 jam. Film tersebut benar-benar luar biasa dan menginspirasi. Kami semakin sadar bahwa perjuangan yang dilakukan para pahlawan kita terdahulu sangat hebat, berjuang hingga titik darah penghabisan. Setelah menonton film itu, kami merasa tidak boleh menyianyiakan perjuangan para pahlawan dan harus semakin berjuang untuk bangsa Indonesia yang kami cintai ini. Kemudian kami diberi waktu untuk istirahat sampai pukul 02.00 karena ada diadakan acara malam integrasi pemuda.
            Waktu menunjukkan sekitar pukul 02.30, kami dibangunkan untuk mengikuti acara malam integrasi pemuda. Kami duduk di lapangan dan diterangi cahaya obor dan api unggun yang berada di tengah lingkaran. Acara integrasi pemuda ini diisi oleh Bang Akhyar, mahasiswa Magister Psikologi. Kami diberikan pencerahan mengenai kondisi bangsa saat ini dan dimotivasi untuk melakukan perubahan. Malam integrasi pemuda ini berakhir ketika adzan Shubuh berkumandang dan kami segera menunaikan sholat.
            Setelah menunaikan sholat, kami mendapat penempaan fisik lagi yang dipimpin Bang Chandra dan Bang Fadlan. Penempaan fisik kemudian selesai pukul 07.00 dan dilanjutkan acara sarapan pagi. Karena hari Minggu adalah hari terakhir Military Camp maka tidak ada kegiatan lain lagi selain sesi sharing panitia dan peserta serta  pengumuman pemenang dan peserta terbaik. Peserta terbaik yang terpilih adalah Arief Febriyani dan kelompok terbaik adalah kelompok 4. Meskipun saya dan kelompok saya tidak menang, tetapi kami tetap bersyukur dan berharap semoga pada kesempatan lain kami bisa menjadi juara.
            Alhamdulillah acara Military Camp telah selesai dan berjalan dengan baik. Setelah melewati perjalanan beberapa jam, kami tiba di Depok dan bersiap menyambut hari esok dengan semangat dan nilai-nilai yang kami dapatkan dari Military Camp. Military Camp ini benar-benar memberikan kesan bagi saya, umumnya bagi seluruh peserta UISDP 2012. Kami mendapatkan nilai kedisiplinan, tanggungjawab, kerjasama, nasionalisme dan kerja keras. Semoga manfaat yang kami dapatkan dari Military Camp bisa kami aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.


[1] Kata bahasa Sunda yang artinya jatuh sakit.
[2] Pak Arief Munandar adalah salah satu pembina ILDP dan UISDP.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar