GANGGUAN PSIKOLOGIS
oleh
Syadza Alifa, 1106001883
Gangguan psikologis merupakan gangguan yang sering tidak disadari oleh penderitanya.
Adakalanya seseorang merasa enggan untuk mengakui bahwa dirinya memiliki
gangguan psikologis yang dimana penanganannya memerlukan bantuan seorang
psikolog atau psikiater. Ada banyak orang yang telah mengalami penderitaan fisik
yang diakibatkan oleh gangguan psikologi yang dialaminya.
Orang-orang yang mengalami gangguan psikologis sering
menunjukkan perilaku abnormal. Perilaku abnormal (abnormal behavior) bagi para
ahli seringkali disebut dengan gangguan perilaku (behavior
disorder), atau ada juga yang menyebutnya lagi dengan mental ilness(Morgan
dkk, 1984). Untuk mendefinisikan abnormalitas
tersebut, Atkinson dkk. (1992) mencoba membandingkannya antara perilaku
abnormal dengan perilaku normal. Oleh karena itu cara mendefinisikannya dapat
dilakukan dengan beberapa cara. Beberapa cara untuk mendefinisikan perilaku
abnormal antara lain adalah :
Penyimpangan Dari Norma Statistik
Kata abnormal dapat berarti ’di
luar normal”. Definisi Abnormalitas didasarkan kepada
penyimpangan kurve normal dalam statistik. Penedinisian ini barangkali menjadi
lemah, karena bagi orang yang cerdas atau sangat gembira akan dapat digolongkan
sebagai abnormal.
Penyimpangan Dari Norma Sosial
Setiap masyarakat memiliki
patokan tertentu : Untuk perilaku yang dapat diterima ataupun perilaku yang
menyimpang (abnormal). Perilaku yang dianggap normal oleh suatu masyarakat bisa
jadi dianggap abnormal oleh masyarakat lain. . Misalnya, perilaku
poliandri.
Perilaku Maladaptif
Perilaku abnormal berdasarkan
hal-hal yang menyimpang, baik secara statistik maupun norma sosial. Kriteria
terpenting adalah bagaimana perilaku tersebut berpengaruh pada peribadi
seseorang/ atau kelompok. Oleh karena itu, perilaku abnormal kemudian disebut
perilaku maladaptif (tidak dapat menyesuaikan diri dngan keadaan), yang memilki
dampak yang merugikan dan membahayakan orang lain atau masyarakat.
Kesusahan Pribadi
Kriteria keempat untuk menilai
abnormalitas adalah dari sudut pandang subjektif seseorang dan bukannya
perilaku orang tersebut. Umumnya orang yang didiagnosis menderita ”sakit jiwa”
mengalami penderitaan batin yang akut ; selalu khwatir, batinnya menderita,
gelisah, tidak dapat tidur, nafsu makan hilang, mengalami berbagai macam rasa
sakit dan nyeri. Terkadang penderitaan batin merupakan gejala abnormalitas,
dimana perilaku penderita tampak normal-normal saja bagi orang awam.
Neurosis dan Psikosis
Neurosis atau gangguan jiwa
adalah gejala yang umum yang dialami oleh manusia pada taraf tertentu, ditandai
dengan stress, kecemasan, kesedihan, atau gangguan maladaptif lain yang pada
tingkat tertentu perlu di rumahsakitkan. Psikosis meliputi gangguan yang lebih
serius. Perilaku dan proses berpikir individu sudah mengalami gangguan
sedmikian rupa, sehingga sudah tidak ada lagi kontak dengan realitas. Individu
juga tidak dapat berfungsi di masyarakat. Oleh karena itu, penderita tersebut
perlu di rumahsakitkan.
Setelah mendefinisikan perilaku abnormal, perilaku
abnormal pun dapat digolongkan menjadi empat berdasarkan sifatnya :
(1) yang bersifat akut dan
sementara, yang disebabkan oleh peristiwa yang penuh dengan stress
(2) yang bersifat kronis dan
selama-lamanya ;
(3) yang disebabkan oleh penyakit
atau kerusakan pada sistem syaraf ;
(4) yang merupakan akibat dari
lingkungan sosial yang tidak menguntungkan dan / atau pengalaman.
Untuk lebih memahami gangguan psikologis, terdapat
tiga pendekatan yang digunakan untuk membahas gangguan psikologis, yaitu :
pendekatan biologis, pendekatan psikologis dan sosial budaya serta pendekatan
interaksionisme.
·
Pendekatan
Biologis
Pendekatan
Biologis percaya bahwa tingkah laku abnormal disebabkan ketidakberfungsian
secara fisik. Model medis (medical model) sering disebut juga dengan model
penyakit, model ini merupakan pelopor dari pendekatan biologis, model medis
menyatakan bahwa abnormalitas adalah suatu penyakit yang ditimbulkan oleh
berbagai penyebab dari dalam tubuh. Dari pandangan ini abnormalitas disebut sebagai
penyakit mental, dan individu yang mengalaminya disebut sebagai pasien dirumah
sakit dan ditangani oleh dokter.
·
Pendekatan
Psikologis dan Sosial Budaya
Walaupun
pendekatan biologis memberikan perspektif yang penting dalam memahami tingkah
laku abnormal, banyak psikolog yang percaya bahwa pendekatan biologis kurang
memperhatikan pentingnya faktor-faktor psikologis dan sosial budaya dalam
tingkah laku abnormal.ketidakstabilan emosional, pembelajaran yang salah
pemikiran yang kacau, hubungan dengan orang lain yang tidak berarti lebih
menjadi perhatian pendekatan psikologis dan sosial-budaya.
·
Pendekatan
Interaksionisme
Normalitas atau abnormalitas tingkah laku tidak
dapat ditentukan tanpa mempertimbangkan kompleksitas individu dan banyaknya hal
yang mempengaruhi tingkah laku. Tingkah laku abnormal dipengaruhi oleh faktor
biologis, psikologis dan faktor sosial budaya. Ketiga faktor ini saling
berinteraksi dalam memunculkan tingkah laku abnormal.
Dalam psikologi, terdapat cabang ilmu yang khusus untuk
mempelajari gangguan psikologis atau perilaku abnormal yaitu psikologi
abnormal. Psikologi abnormal adalah
salah satu cabang psikologi yang berupaya
untuk memahami pola perilaku abnormal dan cara menolong orang-orang yang
mengalaminya. Psikologi abnormal mencakup sudut pandang yang lebih luas
tentang perilaku abnormal dibandingkan studi terhadap gangguan mental (atau
psikologis).
Untuk
memahami perilaku abnormal, psikolog menggunakan acuan DSM (Diagnostic and
statistical manual of mental disorder). DSM adalah sistem klasifikasi
gangguan-gangguan mental yang paling luas diterima. DSM menggunakan
kriteria diagnostic spesifik untuk mengelompokkan pola-pola perilaku abnormal
yang mempunyai ciri-ciri klinis yang sama dan suatu sistem evaluasi yang
multiaksiel. Sistem DSM terdiri dari dari 5 klasifikasi yang juga mempunyai
kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan utama. Penilaian perilaku abnormal
dapat ditelaah menggunakan berbagai cara (metode) salah satunya metode-metode
assessment yang harus reliabel dan valid yang dapat diukur melalui beberapa
cara yang tetap memperhitungkan faktor-faktor budaya dan etnik yang juga
penting untuk dilakukan. Metode-metode tetap assessment meliputi wawancara
klinis, tes psikologi, assessment neuropsikologis, behavioral assessment dan
assessment kognitif. Selain itu para peneliti dan klinisi penting unuk
mempelajari fungsi fisiologis yang akan mengungkap bagaimana bekerjanya otak
dan struktur dari otak.
Daftar Pustaka :
http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi_Abnormal
tanggal 13 Mei 2012 pukul 22.39
http://hillman2007.wordpress.com/2009/07/20/gangguan-psikologi/
tanggal 13 Mei 2012 pukul 22.21
http://lczzz.blogspot.com/2009/10/abnormal.html
tanggal 13 Mei 2012 pukul 22.41
Tidak ada komentar:
Posting Komentar