Oleh
Syadza Alifa
Mahasiswi FISIP UI Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial
Masalah
kemiskinan merupakan masalah serius yang dihadapi oleh seluruh Negara di dunia.
Tidak peduli Negara Adidaya atau Negara Dunia Ketiga, angka kemiskinan selalu
menjadi indikator baik atau buruknya pembangunan di suatu Negara. Ironisnya, angka
kemiskinan setiap tahun tidak menurun secara signifikan, yang ada justru
semakin bertambah. Saat ini, beberapa Negara yang sedang krisis ekonomi mengalami
peningkatan angka pengangguran yang cukup tinggi. Hal ini tentu berpengaruh
pada meningkatnya angka kemiskinan.
Membicarakan
masalah kemiskinan ini erat kaitannya dengan kapitalisme. Pembangunan di
seluruh dunia memang telah terwarnai dengan kapitalisme yang kental. Banyak
pihak yang mengagungkan kapitalisme karena kapitalisme mengedepankan demokrasi
liberal, hak azasi manusia dan ekonomi pasar bebas. Beberapa Negara menganggap
kapitalisme sebagai ideologi pembangunan yang ideal. Mereka bahkan menganggap hanya
melalui cara kapitalisme saja kebahagiaan dan kesejahteraan umat manusia dapat
dicapai.
Beberapa
tokoh seperti Milton Friedman dan Fukuyama berpendapat bahwa pembangunan ekon
omi yang maju dapat dicapai jika peran Negara diminimalisir dan kekuasaan
bisnis diutamakan. Ciri peran minimal Negara dan pengutamaan kekuatan bisnis
ini merupakan ciri dari kapitalisme. Bisa kita saksikan banyak Negara yang
mengimplementasikan kapitalisme di negaranya. Kapitalisme memang menjadi
ideologi yang kuat di hampir seluruh Negara di dunia, bahkan sanggup
mengalahkan ideologi lainnya. Namun demikian, setelah kapitalisme memonopoli
hampir seluruh sistem ekonomi, kini semakin banyak pengamat yang menggugat
apakah sistem yang didasari persaingan pasar bebas ini mampu menjawab berbagai
permasalahan nasional maupun global. Masalah seperti perusakan lingkungan,
meningkatnya kemiskinan, melebarnya kesenjangan sosial, meroketnya
pengangguran, dan merebaknya pelanggaran HAM serta berbagai masalah degradasi
moral lainnya ditengarai sebagai dampak langsung maupun tidak langsung dari
beroperasinya sistem ekonomi kapitalistik.
Dalam Kapitalisme, terdapat dua
kelas yang selalu bertentangan dimana kelas borjuis atau pemilik modal dan
kelas pekerja (prolektar). Menurut pandangan Marx, pengejaran keuntungan
merupakan hal yang hakiki dalam kapitalisme. Dengan modal sekecil-kecilnya
untuk mendapatkan untung yang sebesar-besarnya. Untuk mengejar nilai surplus
yang dapat meningkatkan modal, perpanjangan hari kerja dan eksploitasi buruh
merupakan salah satu cara yang digunakan kapitalis. Untuk menekan biaya
produksi, penurunan upah sampai dibawah nilainya pun dipaksakan oleh pengusaha.
Upah buruh disesuaikan dengan nilai pakai, namun tidak sebanding dengan nilai tukar
yang ada di pasar untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya, hal tersebut tmembuat
buruh tetap hidup dalam kemiskinan. Kondisi di atas disebut oleh Mark sebagai
‘pemfakiran (pauperisation) atau ‘pemelaratan’ (emiseration). Disparitas
relatif yang terus membesar antara kelas pekerja dan kelas kapitalis ketika
kelas kapitalis terus menimbun kekayaan, upah kaum buruh tidak pernah dapat
naik untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, dan dipaksa untuk hidup dalam
kemiskinan, sehingga keberadaan mereka akan menjadi ‘penduduk surplus relatif’ bagi
kapitalis. Ironisnya, negara hanya berperan sebagai penjaga malam guna menjamin
mekanisme pasar berjalan lancar dan campur tangan negara yang terlalu besar
dianggap hanya akan mengganggu beroperasinya pasar. Patokan tindakannya akan
bercorak utilitarianistik, asas “sebesar-besarnya manfaat dari sekecil-kecilnya
pengorbanan”. Kapitalisme menyebabkan kemiskinan karena kapitalisme memiliki ciri
khas persaingan bebas, liberalisasi dan sekulerisme adalah ciri khas dari
sistem kapitalis yang dianggap “tanpa nurani”.
Daftar Pustaka :
Giddens, Anthony. 1985. Kapitalisme dan Teori Sosial Modern : Suatu Analisis terhadap Karya
Tulis Marx, Durkheim dan Max Weber. Jakarta : Universitas Indonesia
23 September
2012 pukul 03.07
http://ariefhilmanarda.wordpress.com/2010/02/24/kapitalisme-sebagai-salah-satu-penyebab-kemiskinan-di-negara-dunia-ketiga/ diakses tanggal
23 September 2012 pukul 03.30
Tidak ada komentar:
Posting Komentar