Kamis, 04 Oktober 2012

Permasalahan Sosial dan Perilaku Miskin


oleh Syadza Alifa
Mahasiswi FISIP UI Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial

Umumnya orang mendefinisikan permasalahan sosial sebagai masalah yang melibatkan banyak orang dan memberikan efek pada kehidupan orang lainnya. Mengacu definisi umum ini, maka ketika kita mendengar kata permasalahan sosial, yang terlintas adalah pengemis, pengamen, anak-anak jalanan, WTS, banjir, dan lain-lain. Definisi masalah sosial menurut ahli sosiologi, Prof. Dr. Paulus Tangindilintin, adalah suatu kondisi yang dinyatakan tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dianut oleh sebagian warga, yang sepakat bahwa suatu kegiatan bersama diperlukan untuk mengubah kondisi itu. [1] Pada umumnya, kemiskinan didefinisikan sebagai kekurangan uang. Namun, kemiskinan sebenarnya dapat dilihat dari dua pendekatan yaitu pendekatan absolut dan pendekatan relatif. Kemiskinan dapat disebabkan oleh beberapa sebab, diantaranya tingkat pengangguran yang tinggi, kecacatan fisik, kekurangan skill, tingkat pendidikan yang rendah, diskriminasi ras, alkoholisme, ketergantungan obat-obatan terlarang, dan lain-lain[2]. Pembangunan dari teori masalah sosial dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang didalamnya termasuk teori latarbelakang personal individu, keadaan sosial, politik, dan ekonomi lazim selama periode sejarah tertentu. [3]
Salah satu contoh permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat adalah masalah kemiskinan. Kemiskinan sangat erat dengan kesenjangan sosial dan stratifikasi sosial karena sistem-sistem kesenjangan sosial menciptakan kemiskinan[4]. Mendengar kata kemiskinan akan terbayang sebuah kondisi dimana kekurangan bahan makanan, tinggal di tempat kumuh, memakai baju yang kumal, mandi di bantaran sungai, kondisi kesehatan yang buruk, dan lain-lain. Kemiskinan melahirkan perilaku-perilaku tertentu yang turut menjadi permasalahan sosial. Contoh perilaku miskin diantaranya pola hidup yang kurang sehat dan kurang bersih, malas, dan tingkat religiusitas dan kesadaran politik yang rendah. Pertama, pola hidup yang kurang sehat dan kurang bersih dapat dilihat dari tempat tinggalnya, lingkungan tempat tinggalnya, dan dari cara merawat tubuh. Hampir sebagian besar orang miskin tidak terlalu peduli dengan kebersihan dan kesehatan. Buktinya, tempat tinggal mereka berada di daerah yang secara ekologis kurang memenuhi syarat sebagai tempat tinggal yang baik. Dalam rumah mereka, umumnya tidak terlalu rapi dan bersih. Selain itu, mereka juga kurang merawat kesehatan tubuh. Mereka bisa mandi dengan air empang, memakai baju yang sama berhari-hari, makan makanan yang kurang bersih, dan lain-lain. Kedua, mereka sering diidentikkan dengan sifat malas. Karena mereka umumnya tidak mau bekerja keras untuk kehidupannya. Hal ini mungkin dilatarbelakangi oleh tingkat pendidikan mereka yang rendah dan kemampuan mereka yang kurang sehingga mereka tidak berani bersaing dalam dunia kerja. Ketiga yaitu tingkat religiusitas dan kesadaran politik yang rendah. Tingkat religiusitas ini dapat dilihat dari tekunnya mereka dalam beribadah. Umumnya mereka jarang melaksanakan ibadah, bahkan mungkin mendapatkan pendidikan yang sangat kurang mengenai agama. Tetapi mereka sangat antusias jika ada acara-acara besar agama yang didalamnya terdapat acara pembagian sedekah/santunan bagi orang miskin. Sehingga banyak orang-orang yang terjerat kasus kejahatan karena permasalaahan ekonomi sebagai akibat dari kurangnya pemahaman agama. Kesadaran politik mereka juga rendah, bahkan ada yang menjadi apolitis. Ini juga berkaitan dengan tingkat pendidikan mereka yang rendah.
Keseluruhan contoh perilaku kemiskinan diatas memiliki hubungan satu dengan yang lain. Pertama dari pola hidup yang kurang sehat menghasilkan kondisi fisik dan otak yang kurang baik sehingga menyebabkan mereka malas bekerja. Karena mereka hanya sedikit mengenyam pendidikan dan mendapatkan pengawasan akibatnya mereka menjadi apolitis dan kurang taat menjalankan ibadah. Pada akhirnya, mereka dalam kondisi yang terdesak karena masalah ekonomi memaksa diri mereka untuk melakukan kejahatan demi mendapatkan uang secara cepat. Perilaku kemiskinan ini membuktikan bahwa perlu adanya pembangunan sumber daya manusia yang baik untuk mengurangi masalah-masalah sosial yang ditimbulkan dari perilaku kemiskinan.
Daftar Pustaka :
Tangindilintin, Prof. Dr. Paulus. 2000. Materi Pokok Masalah-Masalah Sosial (Suatu Pendekatan
            Analisis Sosiologis). Jakarta : Universitas Terbuka.
Zastrow, Charles. 2004. Introduction to Social Work and Social Welfare. United States of
            America : Thomson.
Curran, Daniel J, Claire M. Renzetti. 1987. Social Problems Society in Crisis. Massachusets :
            Allyn and Bacon Inc.
Macionis, John.J. 2008. Sociology.United States of America : Pearson International.
      


[1] Prof. Dr. Paulus Tangindilintin, Materi Pokok Masalah-Masalah Sosial (Suatu Pendekatan Analisis Sosiologis), 2000, Jakarta : Universitas Terbuka
[2] Charles Zastrow, Introduction to Social Work and Social Welfare, hal.138
[3] Daniel J. Curran and Claire M. Renzetti, Social Problems Society in Crisis, 1987, Massachusets, Allyn and Bacon Inc
[4] John J.Macionis, Sociology, 2008, hal.291

Tidak ada komentar:

Posting Komentar